Harga saham akan berubah setiap hari oleh kekuatan pasar. Yang dimaksud adalah harga saham berubah karena permintaan dan penawaran. Jika lebih banyak orang yang ingin membeli saham (permintaan) daripada menjualnya (penawaran), maka harga bergerak naik. Sebaliknya, jika lebih banyak orang ingin menjual saham daripada membelinya, maka akan ada penawaran yang lebih besar daripada permintaan, dan harga akan turun.
Memahami permintaan dan penawaran itu mudah. Yang sulit dipahami adalah apa yang membuat orang lebih menyukai saham A (sehingga permintaannya naik) dan tidak menyukai saham B, C, D dan lainnya. Biasanya hal ini terkait dengan isu/wacana/berita positif dan negatif bagi sebuah perusahaan. Mungkin setiap investor memiliki ide dan strateginya sendiri dalam mengolah berita tersebut dalam praktik saham.
Dengan demikian, hal yang utama bahwa pergerakan harga suatu saham tertentu menunjukkan apa yang menurut investor layak untuk suatu perusahaan. Disini, jangan samakan nilai perusahaan dengan harga saham. Nilai suatu perusahaan adaah kapitalisasi pasarnya, yaitu harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Misalnya, perusahaan A dengan harga saham Rp1000 per lembar saham dan memiliki 1.000.000 saham yang beredar memiliki nilai yang lebih rendah daripada perusahaan B dengan harga saham Rp500 per lembar tetapi memiliki 5.000.000 saham yang beredar (Rp1000 x 1.000.000 = Rp1.000.000.000 sedangkan Rp500 X 5.000.000 = Rp2.500.000.000). Akan lebih rumit lagi karena harga suatu saham tidak hanya mencerminkan nilai perusahaan saat ini, tetapi juga mencerminkan pertumbuhan yang diharapkan investor di masa depan.
Faktor terpenting yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan adalah pendapatannya, dalam hal ini adalah laba yang dihasilkan perusahaan, yang dalam jangka panjang tidak akan ada perusahaan yang dapat bertahan tanpa menghasilkan laba. Akan masuk akal jika dipikirkan. Jika sebuah perusahaan tidak pernah menghasilkan uang, mereka tidak akan bertahan dalam bisnis.
Di Indonesia, setiap perusahaan yang go public akan melaporkan laporan keuangan mereka setiap kuartal ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan dibalik ini adalah bahwa analisis mendasarkan nilai masa depan suatu perusahaan pada proyeksi pendapatan mereka. Jika pendapatan perusahaan mengejutkan (lebih baik dari yang diharapkan), harga akan melonjak. Jika hasil perusahaan mengecewakan (lebih buruk dari yang diharapkan), maka harga akan turun.
Tentunya, bukan hanya pendapatan yang dapat mengubah sentimen terhadap saham (yang pada gilirannya mengubah harganya). Investor sendiri telah mengembangkan ratusan variabel, rasio, serta indikator yang diupayakan untuk mengetahui bagaimana proyeksi perusahaan kedepan. Mungkin yang cukup sering kita dengar, seperti rasio P / E, sementara yang cukup rumit dan tidak jelas misal dengan nama seperti Chaikin Oscillator atau Moving Average Convergence Divergence (MACD).
Lantas, mengapa harga saham berubah (bergerak)? Jawaban terbaiknya adalah tidak ada yang benar-benar tahu dengan pasti. Sebagian percaya bahwa tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana harga saham akan berubah sementara yang lain berpikir dengan menggambar grafik dan melihat pergerakan harga masa lalu, dan menentukan kapan harus membeli atau menjual. Satu-satunya hal yang kita ketahui pasti bahwa harga saham akan mudah berubah dengan sangat cepat.
Mungkin hal-hal penting yang perlu diketahui dari artikel ini oleh setiap dari kita yaitu::
- Pada level paling fundamental, permintaan dan penawaran di pasar menentukan harga saham.
- Harga dikalikan jumlah saham beredar (kapitalisasi pasar) adalah nilai perusahaan. Membandingkan harga saham dua perusahaan saja tidak ada artinya.
- Secara teoritis, laba mempengaruhi penilaian investor terhadap suatu perusahaan, namun terdapat indikator lain yang digunakan investor untuk memprediksi harga saham. Pada akhirnya, dan ingat!, sentimen, sikap, dan ekspektasi investorlah yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham.
- Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan bagaimana harga saham bergerak, sayangnya, tidak ada satu teori pun yang dapat menjelaskan semuanya.
Siapa orang terkaya di dunia?
Mungkin saja, saat membaca judul artikel ini, di kepala anda sudah ada nama-nama yang mungkin akan muncul dalam daftar orang terkaya.
Mari kita cari tahu di artikel ini, inilah 10 teratas dari orang paling kaya di dunia pada tahun 2020. Mereka semua adalah game-changers, mereka juga adalah orang-orang yang telah membantu dan membentuk kembali dunia yang baru!
10. Larry Ellison
Larry Ellison adalah salah satu pendiri Oracle Corporation, dan juga CEO perusahaan tersebut hingga September 2014. Selama bertahun-tahun, Oracle telah menjadi perusahaan teknologi yang sangat sukses, perusahaan ini kini berusia 39 tahun dan mempekerjakan lebih dari 136.000 orang.
Larry Ellison berada di urutan ke-10 dalam daftar orang terkaya di dunia, dengan nilai kekayaan bersih mencapai $79,2 miliar yang jika dikonversikan ke rupiah senilai sekitar Rp1.111 triliun.
9. Sergey Brin
Sergey Brin dan Larry Page mendirikan Google pada tahun 1998 di sebuah garasi kecil sederhana. Dua orang ini telah membawa Google ke puncak, menempatkan Sergey Brin beberapa tempat di belakang Page dalam daftar orang terkaya di dunia saat ini.
Pada tahun 2020, kekayaan bersih Sergey mencapai $79,3 miliar atau sekitar Rp1.112,5 triliun yang menempati posisi ke-9.
8. Steve Ballmer
Pada tahun 2020, kekayaan bersih Steve Ballmer diperkirakan mencapai $80,2 miliar (sekitar Rp1.123 triliun), dan menjadikannya orang terkaya ke-8 di dunia.
7. Larry Page
Larry Page adalah salah satu pendiri Google, perusahaan yang didirikan di sebuah garasi pada tahun 1998. Kekayaan bersih Page pada tahun 2020 mencapai $81,9 miliar atau sekitar Rp1.149 triliun.
Google tidak diragukan lagi, telah menjadi mesin pencari paling sukses di dunia, perusahaan ini juga telah melakukan berbagai akuisisi salah satunya YouTube.
Kesuksesan Google telah menjadikan Larry Page sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
6. Warren Buffett
Warren Buffet adalah seorang pengusaha dan investor Amerika, dan juga CEO Berkshire Hathaway. Buffet adalah investor paling sukses di seluruh dunia, jutaan trader lain mengagumi dia karena kesuksesannya.
Warren Buffet adalah orang terkaya ke-6 di dunia, dengan nilai kekayaan bersih yang luar biasa sebesar $87 miliar (1.220 triliun dalam rupiah) Namun, terlepas dari fakta ini, Buffet masih tinggal di rumah yang ia beli sejak 1958 di masa ketika ia bahkan belum tahu seperti apa rupa satu miliar dolar itu. What a humble guy!.
5. Mark Zuckerberg
Kita semua mengenal Mark sebagai pendiri Facebook. Facebook telah sukses menjadi perusahaan media sosial paling populer dan bernilai di dunia. Semuanya dimulai di kamar asrama Mark saat berkuliah di Universitas Harvard.
Mark mendapatkan kerugian kekayaan bersih utama yang dideritanya setelah skandal data Cambridge Analytica dan berbagai masalah lain yang menyebabkan harga saham Facebook turun.
Mark Zuckerberg sekarang adalah orang terkaya ke-5 di dunia, dengan perkiraan kekayaan bersih di tahun 2020 mencapai $103 miliar atau sekitar Rp1.444 triliun.
4. Bernard Arnault
Bernard Arnault adalah CEO LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessey). Perusahaan ini terbentuk dari penggabungan dua bisnis. Louis Vuitton adalah sebuah merk fesyen mewah yang sangat sukses, dan Moet Hennessey adalah sebuah perusahaan produsen sampanye dan cognac.
Bernard telah membuat perubahan yang serius dalam daftar orang terkaya saat ini. Di awal 2017, dia berada di urutan ke-14 dan saat ini menempati urutan ke-4 sebagai orang terkaya pada tahun 2020 dengan nilai kekayaan bersih mencapai $115 miliar (sekitar Rp1.612,7 triliun).
3. Bill Gates
Bill Gates adalah pendiri Microsoft, dan merupakan orang terkaya di dunia selama beberapa tahun. Gates mendirikan Microsoft pada tahun 1975 bersama Paul Allen, dan sejak itu menjadi perusahaan perangkat lunak PC terbesar di dunia hingga saat ini.
Nilai kekayaan bersih Gates cukup stagnan sejak mencapai angka $100 miliar, Akhir tahun 2020, dia berada pada peringkat orang terkaya ke-3 di dunia.
Pada tahun 2020, total nilai kekayaan bersih Bill Gates mencapai $131 miliar atau sekitar Rp1.937 triliun.
2. Elon R Musk
Elon Reeve Musk adalah insinyur Kanada/Amerika kelahiran Afrika Selatan, seorang designer industri dan pengusaha di bidang teknologi seperti yang kita kenal. Jika Anda seorang yang bersemangat tentang masa depan dunia, mungkin Anda sudah melihan Musk dimana-dimana.
Musk adalah pendiri PayPal, Tesla, Space-X, The Boring Company, dan Neuralink.
Pada tahun 2020, nilai kekayaan bersih Elon Musk mencapai $167 miliar (sekitar Rp2.341 triliun), yang berarti kekayaan bersihnya telah meningkat hingga enam kali lipat di tahun ini, hal ini terjadi setelah adanya lonjakan harga saham Tesla yang cukup konyol antara bulan April dan Agustus.
1. Jeff Bezos
Jeff Bezos adalah pendiri Amazon, salah satu perusahaan terbesar dan terpopuler di web. Pada awal berdirinya, Amazon adalah toko buku online sederhana dalam kamar tidur Jeff, dengan penjualan yang masih sedikit tentunya.
Pada tahun 2020, Jeff Bezos telah menjadi orang terkaya di dunia, setelah membukukan kekayaan bersih senilai $192 miliar atau sekitar Rp2.692 triliun (udah mirip-mirip nilai APBN Indonesia nih). Amazon membuat langkah besar, setelah baru-baru ini memperoleh Wholefoods, meluncurkan teknologi pengiriman menggunakan drone dan ide-ide inovatif lainnya.
Jeff Bezos baru-baru ini menceraikan istrinya MacKenzie, yang kemudian memperoleh 4% dari saham Amazon, yang bernilai miliaran dolar, namun itu belum bisa menjatuhkan Bezos dari posisi teratas.
Bezos adalah orang pertama yang mencapai bukan hanya $100 miliar, tetapi juga $200 miliar, cukup tidak masuk akal. Banyak yang meyakini dia akan menjadi triliuner pertama di dunia. Peningkatan nilai kekayaan Bezos dibandingkan awal tahun 2020 sebesar $76,9 miliar.
Menjadi tajuk berita populer pada pertengahan 2019 kemarin, yang kemudian membawa kita ke pertanyaan, bagaimana posisi negara Hong Kong sebenarnya: Sebagai bagian China atau bukan? Jawabannya mungkin tidak sesederhana yang dibayangkan kebanyakan orang!
Hong Kong adalah sebuah Daerah Administratif Khusus yang dikendalikan oleh Republik Rakyat China (RRC) dan memiliki otonominya sendiri yang terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar. Prinsip "satu negara, dua sistem" memungkinkan terjadinya koeksistensi sosialisme dan kapitalisme di bawah "satu negara" yaitu China Daratan.
Hong Kong memiliki mata uang, paspor, lembaga imigrasi, dan sistem hukumnya sendiri, akan tetapi rantai komando langsung mengarah ke Beijing. Hong Kong tidak pernah menjadi negara yang merdeka seutuhnya. Hingga tahun 1997, ketika penyerahan, Hong Kong adalah daerah koloni Britania Raya yang diperintah oleh seorang gubernur yang ditunjuk oleh parlemen di London dan bertanggung jawab kepada Ratu.
Pasca penyerahan, Hong Kong menjadi Daerah Administratif Khusus (SAR) dengan Official Purpose sebagai bagian dari RRC. Tetapi dengan Official Purpose tersebut, Hong Kong diperbolehkan beroperasi layaknya sebuah negara merdeka.
struktur Pemerintahan yang berbeda
Dalam Hukum Dasar SAR, yang ditandatangani oleh China dan Britania Raya, Hong Kong akan mempertahankan mata uangnya sendiri (dolar Hong Kong), sistem hukum, dan sistem parlementer selama lima puluh tahun - yang akan berakhir pada 2047.
pemerintahan sendiri yang terbatas
Parlemen Hong Kong dirancang sebagai kompromi antara demokrat dan partisan Beijing. Sebagian dipilih melalui Popular Vote dan sebagian oleh kaukus nominasi terkemuka dari badan bisnis dan kebijakan yang disetujui Beijing. Kepala pemerintahan adalah seorang Kepala Eksekutif, yang dipilih dari sebuah short-list dan diangkat oleh Beijing.
sistem hukum terpisah
Sistem hukum Hong Kong sangat berbeda dari Beijing. Didasarkan pada British Common Law yang dianggap bebas dan tidak memihak. Otoritas dari China Daratan tidak memiliki hak untuk menangkap orang di Hong Kong. Sama seperti negara lain, China harus mengajukan surat perintah penangkapan internasional. (Upaya yang baru saja terjadi dalam situasi konflik kemarin untuk mengubah aturan umum ini - Undang-Undang Ekstradisi, memicu gelombang demonstrasi di Hong Kong yang berlanjut hingga saat ini).
melintasi perbatasan
Pengawasan imigrasi dan paspor juga terpisah dari China. Warga Hong Kong memiliki paspor mereka sendiri dengan kode HKSAR. Perbatasan China - Hong Kong diberlakukan sebagai perbatasan internasional oleh kedua belah pihak. Turis Hong Kong yang ingin mengunjungi China Daratan harus mengajukan visa jika tidak memenuhi syarat bebas visa. Begitupun sebaliknya, warga negara China juga membutuhkan izin untuk mengunjungi Hong Kong.
Ekspor dan impor barang antara Hong Kong dan China juga dibatasi, meskipun regulasi saat ini semakin melonggarkannya. Investasi antar kedua negara saat ini mengalir relatif bebas.
militer
Hong Kong tidak memiliki pasukan tetapnya sendiri; Beijing bertanggung jawab atas pertahanan militer di Hong Kong.
diplomasi
Hong Kong mungkin tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara asing yang terpisah. China mewakili Hong Kong di PBB, dan di kedutaan besar seluruh dunia. Beijing mengizinkan SAR untuk berpartisipasi sebagai "anggota asosiasi" pada badan antar pemerintah tertentu seperti Bank Pembangunan Asia dan WHO; juga dalam perjanjian terkait perdagangan tertentu sebagai "Hong Kong, China".
identitas hong kong
Kebuntuan antara pengunjuk rasa pro-demokrasi yang gencar dan pendukung pro-Beijing yang gigih telah menciptakan ketegangan antara Hong Kong dan Beijing. Secara budaya, Hong Kong berbeda dengan China daratan. Meskipun sebagian besar warga Hong Kong menganggap diri mereka sebagai orang China, tapi mereka tidak menganggap diri mereka sebagai bagian dari China. Mereka bahkan memiliki tim olimpiade, lagu kebangsaan, dan bendera sendiri.
Bahasa resmi Hong Kong adalah China (Kanton) dan bahasa Inggris. Sementara penggunaan bahasa Mandarin yang berkembang saat ini, sebagian besar warga Hong Kong tidak menggunakan bahasa tersebut.
Perekonomian Hong Kong dicirikan dengan tarif pajak yang rendah, perdagangan bebas, dan sedikit campur tangan pemerintah. Pasar saham China daratan lebih konservatif dan ketat.
Lima puluh tahun pemerintahan komunis di daratan dan pengaruh Inggris dan internasional di Hong Kong telah membuat mereka berbeda. Tapi anehnya, Hong Kong tetap menjadi benteng tradisi Tionghoa. Festival Flamboyan, ritual Buddha, dan seni bela diri yang telah lama dilarang oleh Mao bahkan berkembang pesat di Hong Kong.
Kembali ke pertanyaan awal: Dimanakah negara Hong Kong sebenarnya berada? Officially, jawabannya adalah di China. Namun, Unofficially, Hong Kong dalam ukuran praktis adalah sesuatu yang berbeda dari China.
Seberapa sulit untuk bersabar? Di atas semua itu: Seberapa sulit untuk tidak kehilangan kesabaran? Itu pasti terjadi berkali-kali. Kita menemukan diri kita dalam situasi dimana kita harus mengandalkan semua kontrol diri kita untuk bisa tetap tenang, bersabar dan fokus. Tentu tidaklah mudah untuk mengelola situasi semacam ini, terkadang kita juga harus mengandalkan hal lain: mungkin sebuah frasa tentang kesabaran dapat berguna, mengaktifkan kontrol diri kita dan membantu agar tetap fokus? Sebuah sugestif yang baik membuat kita mampu berpikir dan benar-benar dapat membantu kita mengelola kesabaran.
Here We Go!
Honorè De Balzac
Thomas More
Francesco de Sales
Mahatma Ghandi
Konfusius
Pepatah Cina
Lev Tolstoy
Tentunya tidak mudah untuk hidup dalam kesabaran, seperti yang digarisbawahi oleh seorang sarjana Rusia:
"Kesabaran adalah menunggu. Jangan menunggu dengan pasif. Itu adalah kemalasan. Tetapi tetaplah berjalan disaat perjalanan terasa sulit".
Frasa tentang kesabaran dalam cinta
Bagi Anton Chekhov, kesabaran adalah perekat sejati dalam sebuah hubungan:
"Dalam kehidupan pernikahan, kesabaran adalah hal yang esensial. Bukan cinta: kesabaran!".
Frasa tentang kesabaran dalam Alkitab
Bahkan di banyak bagian Alkitab kita mengetahui bagaimana pentingnya menunggu dan bertahan:
"Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!".
by the way, merry christmas to everyone who celebrated it, gbu :b
Latar Belakang:
Peningkatan sumber pendanaan APBN melalui utang telah meningkatkan akumulasi utang pemerintah yang naik setiap tahun. Terhitung sejak tahun 2014 hingga 2019, akumulasi utang pemerintah telah meningkat sebesar Rp2.170 triliun, dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dikisaran 24 hingga 30 persen, Kondisi ini utamanya dipengaruhi outstanding dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang terus naik, dimana dalam periode 2014-2019, nominal SBN naik sebesar Rp2.084 triliun.
Hingga akhir bulan September 2020, berdasarkan data dari situs Kementerian Keuangan, tercatat outstanding utang Pemerintah telah mencapai Rp5.756 triliun dan angka rasio utang terhadap PDB sebesar 36,4 persen. Outstanding utang Pemerintah Pusat tersebut, secara nominal meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu, tak lain juga dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan pembiayaan terkait penanganan pandemi Covid-19 dengan didukung oleh penerbitan Perpres 72 Tahun 2020 yang menaikkan angka defisit APBN hingga 6,43 persen dari PDB.
Sejak tahun 2014, rata-rata pendapatan hanya tumbuh sebesar 4 persen per tahun, sedangkan beban bunga utang pada tahun 2020 sudah diproyeksikan akan mencapai Rp338,8 triliun. Dengan proyeksi tersebut, dapat dipastikan bahwa rasio pembayaran bunga utang terhadap pendapatan negara akan naik hingga 20 persen. Peningkatan rasio beban bunga utang terhadap pendapatan negara ini pada dasarnya akan membuat kemampuan pendapatan negara untuk menutup belanja atas beban bunga utang semakin berkurang.
Disamping itu, perlambatan ekonomi saat ini yang telah mengubah komposisi penerimaan dan belanja juga akan berimbas pada perubahan komposisi dari pembiayaan pemerintah. Hal diikuti oleh perubahan dinamika risiko dari utang pemerintah. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas masalah dinamika perubahan komposisi utang pemerintah tersebut dalam tulisan ini yang berjudul “Komposisi Utang Pemerintah 2020 dan Dampaknya Terhadap Risiko Utang dalam Beberapa Tahun ke Depan”
Pembahasan:
Komposisi Utang Pemerintah
Hingga akhir September 2020, tercatat (APBN Kita, Oktober 2020), masih didominasi oleh instrumen SBN sebesar Rp4.892,57 triliun atau 84,99 persen dari total outstanding utang, terdiri dari SBN Denominasi Rupiah sebesar Rp3.629,04 triliun atau 74 persen dari total outstanding SBN. Denominasi Valas sebesar Rp1.264,54 triliun atau 22 persen dari total outstanding SBN. Sedangkan outstanding instrumen Pinjaman sebesar Rp864,29 triliun atau 15,01 persen dari total outstanding utang, terdiri dari Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp852,97 triliun (99 persen) dan Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp11,32 triliun (1 persen).
Sementara itu, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menunjukkan, hingga 19 November 2020, outstanding SBN (SUN dan SBSN) dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp4.692 triliun atau sekitar 94 persen dari total outstanding SBN, sedangkan sisanya 6 persen dengan tingkat bunga variabel.
Dampak Komposisi Utang Terhadap Risiko Utang dalam Beberapa Tahun ke Depan
Terkait dengan risiko sebuah utang negara, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana dampak komposisi utang pemerintah saat ini terhadap risiko utang tersebut ke depannya, diantaranya: risiko tingkat bunga (interest rate risk); risiko nilai tukar (exchange rate risk); dan juga risiko pembiayaan kembali (refinancing risk).
Risiko Tingkat Bunga (interest rate risk)
Indikator dari risiko tingkat bunga utang dapat ditunjukkan oleh rasio variable rate (VR) dan rasio refixing rate yang utamanya berhubungan dengan jenis dan tingkat suku bunga utang.
Pada data terakhir 19 November 2020, instrumen SBN dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp4.692 triliun atau 94 persen dari total outstanding SBN, sedangkan nominal SBN dengan tingkat bunga mengambang sebesar Rp296 triliun atau sekitar 6 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, maka SBN tingkat bunga tetap tumbuh sebesar 21 persen sedangkan SBN tingkat bunga mengambang telah tumbuh 394 persen.
Kenaikan outstanding SBN dengan tingkat suku bunga mengambang akan menaikkan sensitivitas portfolio terhadap perubahan tingkat suku bunga acuan, begitupun sebaliknya. Hal ini juga didorong proporsi SBN yang mendominasi saaat ini sebesar 84,99 persen dari total outstanding utang, sehingga tingginya suku bunga acuan di masa depan akan semakin membebani pemerintah dalam pelaksanaan belanja bunga utang, yang pada dasarnya semakin menggeser anggaran untuk jenis belanja lainnya.
· Risiko Nilai Tukar (exchange rate risk)
Indikator risiko nilai tukar utang pemerintah dapat ditunjukkan oleh rasio utang dengan denominasi valuta asing (valas) terhadap total utang. Dalam periode 2017 – 2020, komposisi utang dari instrumen SBN berdenominasi valas selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, SBN denominasi valas sebesar Rp907,83 triliun, pada akhir September 2020 telah mencapai Rp1.264,54 triliun (terdiri dari SUN dan SBSN). sedangkan komposisi utang Luar Negeri, walaupun mengalami fluktuasi, namun juga memperlihatkan peningkatan. Pada tahun 2017 sebesar Rp740,54 triliun dan pada akhir September 2020 telah mencapai Rp852,97 triliun).
Dari data tersebut, meskipun rasio utang berdenominasi valas masih terjaga, peningkatan outstanding utang dengan denominasi valas ini akan sangat mempengaruhi outstanding utang keseluruhan dalam beberapa tahun kedepan dikarenakan sensitif oleh perubahan nilai tukar rupiah. Hal ini pun didorong oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat per akhir tahun 2017, rata-rata nilai tukar rupiah sebesar Rp13.384 per US Dollar, hingga pada akhir September 2020 telah mencapai Rp14.639 per US Dollar.
Dalam kondisi pandemi ini, pertumbuhan utang dengan denominasi valas bukan tanpa risiko. Masih dalam kondisi ketidakpastian global, utang berdenominasi valas berpotensi besar menyebabkan terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Jika rupiah terdepresiasi, maka dalam beberapa tahun kedepan, nominal beban bunga utang yang akan ditanggung Pemerintah akan semakin membengkak.
· Risiko Pembiayaan Kembali (refinancing risk)
Risiko refinancing rate dapat dilihat dari maturiry profile portfolio utang, khususnya utang dengan tenor jangka pendek. Disebutkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, utang jatuh tempo pada tahun 2020 sebesar Rp433,4 triliun, yang sebelumnya telah dianggarkan terkait kebutuhan pembiayaan, utang jatuh tempo 2020 sebesar Rp390 triliun. Peningkatan utang jatuh tempo ini utamanya disebabkan kebutuhan akan pembiayaan dalam masa pandemi Covid-19 melalui penerbitan SPN serta pengaruh dari depresisasi nilai tukar rupiah.
Sementara itu, rata-rata utang jatuh tempo dalam 5 tahun terakhir pada kisaran 8 hingga 9 persen. Pada tahun 2019, utang jatuh tempo sebesar 8,52 persen dari total utang keseluruhan, sedangkan outlook 2020 sebesar 8,56 persen.
Secara keseluruhan, risiko dari refinancing risk masih terkendali, dimana sekitar 89 persen utang pemerintah saat ini adalah utang jangka panjang. Sehingga dalam beberapa tahun kedepan, selama pemerintah masih menjaga proporsi yang terkendali antara utang jangka panjang dan jangka pendek, maka risiko yang dihadapi terkait jatuh tempo utang dapat terjaga.
Konklusi:
Dinamika pembiayaan utang pemerintah hingga tahun 2020 telah mengubah komposisi outstanding utang pemerintah hingga saat ini. Perubahan tersebut juga diikuti oleh perubahan pada tingkat risiko dari utang pemerintah, yang utamanya diukur dari risiko tingkat bunga, risiko nilai tukar, dan risiko pembiayaan kembali.
Kenaikan nominal outstanding utang 2020 dibanding tahun 2019 tersebut diikuti dengan kenaikan outstanding SBN dengan suku bunga mengambang yang juga menaikkan sensitivitas portofolio utang pemerintah dalam beberapa tahun kedepan.
Sementara itu, utang jatuh tempo tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp433,4 triliun naik dari proyeksi awal sebesar Rp390 triliun. Secara keseluruhan risiko dari refinancing risk masih terkendali dalam beberapa tahun kedepan dengan proporsi utang jangka panjang sekitar 89 persen dari total outstanding utang saat ini.